Bung Hatta, Sang Konseptor Perekonomian Bangsa Indonesia

Bung Hatta, Sang Konseptor Perekonomian Bangsa Indonesia
Gerakan Bangga Koperasi (GERAK)
Mungkin di antara kita tidak ada yang tidak mengenal siapa Bung Hatta. Di sini saya akan sedikit menjabarkan tentang pemikiran beliau di dalam bidang ekonomi, yang sering disebut sebagai Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Sosialis ala Indonesia, Ekonomi Sosialis Religius ataupun Ekonomi Pancasila. Mungkin banyak kita mendengar bahwa beliau merupakan seorang "sekuler" yang sempat dipojokkan oleh beberapa pihak terutama pada jaman Orde Baru. Padahal jika kita tarik ke belakang ke dalam susunan sejarah, beliau sangatlah dekat dengan pemikiran Islam dan beliau pun merupakan keturunan seorang ulama terkenal; Datuk Syaikh Abd al-Rahman. Selain itu juga banyak yang melupakan beliau sebagai "pemberi benih" lahirnya Ekonomi Pancasila, memang beliau tak pernah menyebut pemikiran ekonominya sebagai Ekonomi Pancasila di depan khalayak umum tetapi Ekonomi Pancasila yang lahir sekarang sangat terinspirasi oleh pemikiran beliau. Namun sepertinya saya lebih senang menyebut pemikiran ekonomi beliau sebagai pemikiran Ekonomi Sosialis Religius ataupun Ekonomi Pancasila.

Hatta tidak percaya kepada Sistem Ekonomi Kapitalisme yang ada untuk mengelola dan mengorganisir ekonomi bangsa. Hatta berpendapat bahwa satu satunya cara untuk dapat "mengerek" rakyat Indonesia keluar dari penderitaan ekonomi, yaitu dengan menggunakan sistem Ekonomi Sosialisme. Bukanlah Ekonomi Sosialisme versi Marxist yang diadopsi oleh beliau, tetapi Ekonomi Sosialisme yang bernafaskan konsepsi bangsa Indonesia. Sistem ekonomi yang diutarakan oleh beliau sangat digali dari ajaran Islam. Beliau yakin inti ajaran Islam tidak akan ada bertentangan dengan nilai nilai agama yang lain karena nilai yang dibawa Islam bersifat universal. Berikut kutipan perkataan beliau tentang tujuan dari implementasi sosialisme yang beliau usung.

Melepaskan rakyat dari kesengsaraan hidup dan memberikan jaminan hidup bagi tiap orang, soal ekonomi yang pertama bagi sosialisme adalah menentukan dan memperoleh barang barang keperluan hidup yang terpenting bagi rakyat Indonesia, berupa makanan, pakaian, perumahan, kesehatan dan pendidikan anak-anak.
~ Bung Hatta

Mengapa Bung Hatta Sempat Dicap Sekuler?

Beliau percaya bahwa ajaran Islam merupakan rahmat bagi seluruh manusia yang ada di dunia, sehingga beliau sangat yakin bahwa nilai dan norma Islam akan dapat diterima oleh golongan mana pun asal tidak disampaikan dalam formalisme dan simbol keislaman. Karena menurut beliau dapat menyudutkan golongan yang lain apabila menggunakan nama dan simbol simbol Islam. Berangkat dari hal ini, beberapa golongan sempat mengecap beliau sebagai "sekuler", padahal beliau ingin mengedepankan substansial secara jiwa pemikiran tersebut daripada mengedepankan simbol-simbol yang dapat merusak persatuan dan kebersamaan. Beliau ingin memperjuangkan agar tidak ada dikotomi antara pemikiran Islam dan pemikiran dalam berbangsa dan bernegara. Beliau pun tak segan menyebut pemikiran ekonominya yang sosialisme ala Indonesianya adalah Sosialisme Religius karena seperti perkataan beliau.

Kaum Sosialis Religius menimba keyakinan sosialis mereka dari berita Ilahi. Terlaksananya sosialisme bagi mereka merupakan suatu tugas agama.
~ Bung Hatta

Bagaimana Pemikiran Ekonomi Menurut Pandangan Bung Hatta?

Pemikiran beliau sangat mengepankan kepentingan masyarakat tetapi hak dan martabat individu seorang harus tetap dilindungi dan dihargai, sehingga kepentingan dan kemakmuran rakyat harus lebih dikedepankan tanpa mengabaikan hak perorangan. Beliau berpendapat bahwa tujuan akhir dari sebuah perekonomian adalah tercapainya "efisiensi sosial", bagaimana rakyat bisa merasakan kemakmuran dan kesejahteraan dalam arti sesungguhnya sebagai makhluk sosial, makhluk religi sekaligus makhluk individu dan bukanlah mengutamakan pembangunan fisik serta pertumbuhan ekonomi semata. Bung Hatta sangat menentang konsep liberalism market yang diusung kelompok Adam Smith, karena beliau tidak percaya sistem ini dapat membawa kesetaraan kesejahteraan yang sesungguhnya dengan segala kondisi yang ada. Berikut perkataan beliau tentang kondisi dimana liberalism market dapat berjalan dengan maksimum.

Apabila subyek subyek ekonomi itu kira kira sama kuat kedudukannya,sama cerdik dan sama-sama mempunyai kepandaian. Itulah yang tidak ada dari semulanya (di sini), sehingga yang lemah akan dihancurkan oleh yang kuat oleh sendirinya.
~ Bung Hatta
Bung Hatta berpendapat bahwa liberalism market yang terjadi tidak atas dasar kebersamaan dan kerjasama tetapi persaingan yang akan terus menendang yang lemah. Sehingga berangkat dari kondisi tersebut Bung Hatta mendirikan koperasi sebagai cara untuk menggerakkan roda perekonomian atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan sehingga yang lemah tidak akan terlempar dari pasar. Koperasi merupakan perkumpulan yang anti riba yang membantu menyusun susunan produksi dan konsumsi yang dapat dikelola oleh rakyat. Pendirian koperasi juga sangat terinspirasi dari kehidupan ekonomi di Inggris, Denmark, dan Swedia yang dapat mengangkat kehidupan golongan miskin lewat koperasi. Sehingga Bung Hatta berpendapat sistem perdagangan Indonesia dan pengelolaannya haruslah dijalankan oleh rakyat Indonesia atas dasar kekeluargaan dan bukan diserahkan kepada pihak Asing. Koperasi Indonesia sangat berbeda dengan koperasi yang ada di barat yang menekankan pada dimensi ekonomi semata, koperasi Indonesia harus juga berdimensi sosial dan religi. Sementara itu dalam pengorganisasian pengambilan keputusan di dalam koperasi, harus didasarkan dengan musyawarah oleh semua elemen, sangat berbeda dengan sektor swasta di mana pengambilan keputusan hanya ditentukan oleh elemen atas saja. Jangan sampai perekonomian tersebut hanya menghasilkan "buah nangka" yang dinikmati oleh golongan atas saja, sedangkan "getah" dari "buah nangka" tersebut harus ditanggung oleh golongan bawah.

Koperasi merupakan suasana yang mengutamakan kerjasama dalam suasana kekeluargaan antara setiap anggotanya yang bebas dari penindasan dan paksaan. Setiap anggota memiliki tanggung jawab bersama untuk menjamin kemajuan bersama setiap anggotanya dengan menolak pertentangan dan persaingan di dalam bidang yang sama.
Sehingga di dalam pemikirannya, perekonomian dapat dijalankan oleh koperasi yang dimotori oleh rakyat kecil dengan konsep kekeluargaan mencapai kepentingan bersama dengan ongkos semurah murahnya. Dan pemerintah harus ikut turun campur dalam jalannya perekonomian sebagai pembantu kehidupan perekonomian dan pengawas perekonomian.

Mana kala koperasi mulai dihinggapi oleh semangat mencari keuntungan, berarti ia memutar lehernya sendiri.
~ Bung Hatta
Konsep perekonomian yang diinginkan Bung Hatta lewat koperasi adalah, Terbantu dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas aktivitas ekonomi merupakan tujuan utama perekonomian, sedangkan keuntungan dari aktivitas ekonomi merupakan bonus dari perekonomian.

Tentu saja konsep tersebut berbeda dengan konsep kapitalisme barat yang menjunjung tinggi persaingan untuk mendapatkan keuntungan sebagai tujuan utama dari perekonomian, dan terbantu dan terpenuhinya masyarakat atas aktivitas ekonomi merupakan bonus dari perekonomian. Hal tersebut merupakan buah pemikiran "Harmoni Sosial" yang dicetuskan oleh Adam Smith.

Bagaimana Dengan Jalannya Demokrasi di Indonesia Menurut Bung Hatta ?

Bung Hatta berpendapat bahwa demokrasi di Indonesia haruslah berdaulat melalui rakyat dengan cara musyawarah mufakat. Di dalam sela pidatonya pada saat Penerimaan Gelar Honor Doctor Honoris Causa dari UGM pada 27 November 1956, beliau menyampaikan pemikirannya terhadap demokrasi yang telah menjadi cita-cita demokrasi sosial Indonesia.

Demokrasi yang berlaku dan menjadi dasar pemerintahan Indonesia Merdeka di kemudian hari haruslah merupakan suatu perkembangan dari demokrasi asli Indonesia yang berlaku di dalam DESA INDONESIA.

Mahakarya Terbesar Bung Hatta yang Dititipkan Untuk Generasi Penerusnya:

Tercantumnya Pasal 33 di dalam UUD 1945 merupakan mahakarya terbesar beliau menurut pandangan saya, sebab seorang Ahli Ekonomi Islam Prof. Umer Chapra pernah mengatakan kepada salah satu Guru Besar UI, Sri Edi Swasono, "Your founding father were men of wisdom, he had seen the truth of the future."

BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33

  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
  4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Semoga saja apa yang ada di dalam Pasal 33 UUD 1945 dapat segera tercapai dan bukan hanya sebagai tulisan semata di dalam buku UUD 1945. Dan sudah menjadi kewajiban kita semua untuk ikut berpartisipasi agar apa yang telah dituliskan di dalam Pasal 33 UUD 1945 dapat tercapai sebagai roh perekonomian bangsa Indonesia.

Semoga tulisan saya ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat membuat kita semua sadar bahwa perekonomian yang seharusnya kita semua jalankan, sudah terumus dengan baik oleh para pendiri bangsa kita termasuk Bung Hatta sehingga untuk apa sekarang kita memperdebatkan sebuah sistem ekonomi baru yang cocok untuk Indonesia.

Bagi kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum, yang mempunyai kedaulatan, kekuasaan. Karena rakyat itu jantung Hati Bangsa. Dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita. Dengan rakyat itu kita akan naik dan dengan rakyat itu kita akan turun. Hidup matinya Indonesia Merdeka semuanya itu tergantung pada semangat rakyat. Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru ada berarti kalau di belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya.
~ Bung Hatta, dalam catatannya "Daulat Rakyat" tahun 1931.
Bung Hatta, maafkan saya yang belum bisa berbuat apa apa untuk meneruskan yang engkau lakukan untuk perekonomian bangsa ini. Semoga cita-cita dan pemikiranmu selalu hidup di dalam pemikiran para pemimpin Indonesia masa sekarang dan masa datang. AMIN.

Ryan Agatha Nanda
Kompasiana.com